Namaku
Venusiana Riama Dewi Putri Marciela, panggilanku Venus. Anak pertama dari dua
bersaudara. aku bekerja di salah satu
perusahaan swasta di Cilegon milik Korea.
Dan saat ini kegiatan ku kerja dan menjalankan bisnis Oriflame.
02
September 2015 , aku mulai join Oriflame.
Saat itu aku sangat boros, dimana aku sudah menjalankan kerja selama 5
bulan kerja namun tidak memiliki tabungan. Sisa uang di ATM paling banyak
adalah Rp 300.000,- sedih mulai terasa ketika mamahku membutuhkan uang, dan
ketika melihat buku tabunganku yang tersisa hanya Rp 300.000 sontak sangat
kaget dan merasa tidak enak denganku.
Mamaku menasehati aku untuk lebih berhemat sebab dikemudian hari akan
ada pengeluaran-pengeluaran dadakan yang cukup besar .
Mulailah
aku mencari-cari bisnis sampingan untuk menambah penghasilanku dan memiliki
tabungan, cerita kesana kesini dengan beberapa temanku, kemudian ada salah
seorang temanku yang mengajakku join bisnis dengannya, bisnis yang akan kita
jalankan adalah membuka café ice cream sebab kita suka makan ice cream.
Kemudian kita mulai mencari-cari apa saja perlengkapan dan peralatan yang
dibutuhkan serta biaya modalnya. Ternyata cukup mencengangkan, untuk membuka
café berukuran kecil dan sederhana saja kita membutuhkan modal kisaran Rp
10.000.000
Maka kami
urungkan niat kami, karena kita ingin memulai bisnis untuk tambahan penghasilan
tapi bukan berarti kita mengeluarkan biaya modal yang cukup besar. Kita saling
tahu diri , dan kita mulai mencari-cari lagi dan aku sempat di tawarkan pula
join frenchise ice cream potong dengan modal utama Rp 7.000.000 sudah mendapat
1 booth.
Alangkah
menyedihkan setiap kali ditawarkan bisnis selalu dengan modal jutaan, sedangkan
di ATM saja tidak ada uang sebesar itu. Tapi aku tidak putus asa, terus mencari
jalan keluarnya. Dan bertemulah dengan kakaknya temanku yang baru saja memulai
bisnis hijab, kebetulan bisnisnya membutuhkan reseller untuk bisa berkembang.
Enaknya menjadi reseller , saya bisa ambil barang berapa saja tanpa perlu bayar
dahulu. Ketika barang laku, barulah saya bayarkan kepada pemiliknya dan
diberikan disc 15%. Awalnya selalu laku tanpa sisa. Lalu saya disarankan
kakaknya teman saya untuk membuka cabang sendiri di rumah saya, ternyata
persyaratannya untuk bisa membuka agen minimal order Rp 1.600.000.
Aku
memutuskan mendaftar setelah gajian kantor, persyaratan sudah terpenuhi. Lalu
mulai menjalankan bisnisnya. Menjadi agen harus pintar-pintar mencari seorang
reseller, sebab dengan belanja barang senilai Rp 1.600.000 maka aku memiliki
banyak stock yang tidak mampu aku jual sendirian, butuh orang untuk menyebarkan
stock jilbab di rumahku , aku mulai merekrut sepupuku dan teman sekolahku untuk
menjadi reseller, aku memperlakukan mereka seperti awal aku menjadi reseller di
kakaknya temanku. Boleh ambil barang, dan bayar ketika brang sudah habis.
Sementara aku sebagai agen hanya boleh retur barang sebanyak 10% dari pembelian
terakhir.
Bayangkan
10% dari Rp 1.600.000 adalah Rp 160.000 harga kerudung kisaran Rp 60.000 – 80.000,
maka aku hanya bisa meretur barang sebanyak 2-3 pcs. Awalnya memang laku terus,
namun namany jualan ada yang namanya pasang dan surut serta rasa bosan pembeli
. selama 3 bulan aku bertahan, namun semakin hari semakin banyak sisa
penjualanku, aku harus memutar otak untuk menghabiskan sisa stock yang ada.
Karena jika tidak , maka akan mengalami kerugian. Jika laku semua aku biasanya bisa mengantongi
keuntungan sekitar Rp 400.000 itu jika pembeli membayar cash, namun namanya
pembeli pasti ada saja yang mengutang sehingga sebulan tidak mungkin mengantongi keuntungan bersih Rp400.000
Belum lagi
aku harus mengantar stock ke daerah Serang tempat sepupuku tinggal, karena
beliau janda dan tidak berani keluar rumah jauh, maka aku berbaik hati untuk
mengantarkan ke rumahnya. Jarak rumah kami sekitar setengah jam jika naik
motor. Setiap sabtu dan minggu aku keliling untuk mengantarkan pesanan-pesanan
kerudung yang keuntungannya tidak sebanding dengan kerja kerasku
Jenuh mulai
aku rasakan , karena kerjaku tak sebanding hasilku. Aku mulai mencari-cari lagi
bisnis yang bisa aku kerjakan sambil kerja kantoran dengan modal sesuai
kantongku. Bermodalkan internet aku mencari di google dan menemukan bisnis
Oriflame. Sebelumnya memang pernah mencoba membeli di salah satu teman kantorku
lipstick matte, tapi kecewa karena temanku salah merekomendasikan warna yang
sesuai kulitku.
Di salah
satu situs web aku mencoba menuliskan data diri untuk mencari tahu bagaimana
cara kerjanya bisnis di Oriflame. Dan sayangnya aku tidak di ajarkan dengan
baik tata caranya, hanya di suruh mengisi data diri dan membaca sendiri panduan
dalam grupnya di facebook. Rasa takut mulai berdatangan, takut ditipu, takut
gagal, takut orang ini tidak benar, takut karena jarak orang ini jauh.
Sambil ngulik-ngulik
internet aku mengingat kalau teman ku semasa kecil dulu pernah pasang produk
Oriflame di BBM, aku mulai menchatnya dan tanya-tanya tentang Oriflame. Tapi
masih ragu dan takut karena belum paham, makanya aku mencoba memilih menjadi
pemakai dulu. Tapi setelah dihitung-hitung lebih menguntungkan menjadi penjual
sebab untung jualan bisa aku pakai untuk beli produk sendiri.
Aku
diperkenalkan dengan uplineku Nurlia ke
dalam sebuah grup yang isinya mencakup seluruh team dari Jaringan Vera Nadiya
S, dengan sapaan yang ramah dari teman-teman di dalam grup. Aku berada di dalam
komunitas anak muda NLC World Oriflame , NLC sendiri singkatan dari No Limit
Club yang artinya Club tanpa batas. Awal gabung aku tidak tau apa-apa, masih
bisa dikatakan meraba-raba. Ketika ka Vera menginviteku ke dalam grup, aku
serasa anak bawang yang tidak paham apa-apa. Saat beberapa orang mulai sharing
jualannya, sharing keuntungan yang ia dapat, aku mulai down karena merasa
jualan itu susah, sudah seminggu gabung tapi belum juga ada barang yang
terjual.
Rasa
minderku membuatku malu berada dalam grup tersebut, rasanya aku tidak mampu
menyeimbankan mereka. Saat mereka sedang asik cerita di grup, aku diam tanpa
merespon dan mulai leave grup. Tapi tidak lama, ka Vera invite aku lagi dan aku
leave lagi. Aku kemudian memberanikan diri chat di personal message ka Vera,
karena ketika di grup aku baru kenal dengan ka Vera. Isi message ku kira-kira
seperti ini “kenapa serpertinya orang-orang berjualan itu mudah, tapi menurutku
sulit” tanpa ada basa-basi terlebih dahulu aku langsung meluapkan unek-unekku.
Tidak lama,
chatku di respon ka Vera. Ia mulai bertanya-tanya metode jualanku, sudah sejauh
mana aku berusaha, sudah berapa banyak orang yang aku ceritakan tentang produk
Oriflame dan segala cara untuk mendatangkan pembeli. Aku menjawabnya dengan apa
yang sudah aku lakukan, memang aku sudah menjalankan tips-tips penjualan dengan
menawarkan ke teman-teman tapi tidak semua hanya beberapa. Lalu ka Vera dengan
sabar membina aku melalui sebuah telpon selulernya, dengan antusias aku
mendengarkan apa yang ia ajarkan, inilah awal kedekatan kami.
“Ven, kamu
udah kontak semua temen kamu?” tanya ka Vera. Dengan malu-malu aku menjawap
“hehehe belum mba, bingung nawarinnya, belum tau juga produk-produknya”. “Nah
kan Venus jangan suka leave grup karena di grup itu akan banyak ilmu yang bisa
Venus serap” timpal ka Vera dengan nada tegas. “iyaa mba, soalnya aku
malu, yang lain bisa jualan tapi aku
tidak” aku menjawap dengan nada sedih. Lalu mulai lah ia menasehati aku “yauda
aku kasih tips ya supaya kamu bisa jualan seperti temen-teman yang lain. Tapi
dengan syarat sekarang ambil kertas dan pulpen”
Dengan
cekatan aku meraih alat tulis dan mulai mendengarkan instruksi darinya. “Ven
udah siap? Mulai ya bikin 10 daftar nama teman kamu yang kamu rasa wajahnya
jerawatan, tulis lagi 10 daftar nama temanmu yang suka pakai make up seperti
lipstick misalnya, dan 10 daftar nama temanmu yang kalau ketemu kamu wangi.
Tulis ya nama-namanya Ven di kertas tadi, aku tungguin.” Aku mulai berfikir
cepat tanpa mengelaknya, dan menuliskan daftar nama-nama temanku seperti yang
ia perintahkan tadi.
Setelah
dirasa sudah mendapatkan 10 daftar nama-nama aku mulai menyetorkan nama
tersebut dan menunggu jawapan dari nada suaranya yang lembut. “mba sudah ni” .
“coba sebutin ven” jawap ka Vera. Setelah aku sebutkan ka Vera lalu merespon
lagi “Ven, dari 10 daftar nama yang jerawatan itu kamu punya kontaknya?” . aku
menjawap “ada yang aku punya pin bbmnya ada yang enggak mba. Terus gimana?” .
“yang sudah punya kontaknya sekarang kamu ceritain produk tea tree mulai dari
fungsinya dan cara kegunaanya, yang belum kamu punya kontaknya kamu cari
nama-nama di facebook, sebab facebook pasti dimiliki dari semua kalangan”
Dan mulai
lah aku jalankan sambil chatingan sambil tiduran dan handphone di telingan
sambil sambil mendengarkan instruksi untuk dafatar nama selanjutnya. ‘mba ada
yang jawap nih , cara pakainya bagaimana, ada juga yang tanya parfum, body
cream ini apa fungsinya” dan rentetan pertanyaan mulai aku keluarkan sambil
chatingan dengan calon pembeli, agar bisa dapat jawapan yang tepat dari ka Vera
karena aku belum paham tentang produk-produknya. Untungnya saja ia mau sabar
membina aku yang masih minim pengetahuanku tentang Oriflame.
Tak terasa
sudah pukul 22.00 , kami bercengkrama hampir 2 jam di telpon karena jarak kami
yang cukup jauh, dan baru kenal tapi aku sangat merasakan perhatiannya dan
kesabarannya membimbing aku. Aku masih belum bisa tidur, aku mnafaatkan untuk
terus melanjutkan chating dengan teman-temanku, bermodal nekat yang penting
sudah mau usaha. Hasil cerita sana-sini aku dapat 1 pembeli parfum Giordani
Gold gratis body spray, 1 pembeli parfum power musk couple dengan parfum cwo
musk juga dan ia ingin pinjam katalogku, ia sempat menawar harga padaku, ya aku
bilang “coba tawarkan ke temen-temen kantormu, kalau ada yang pesan banyak
nanti kamu aku kasih gratis produk” ia cukup senang mendengarnya. Saat itu aku
masih bandel, uplineku sudah pernah menyarankan untuk beli 5 katalog tapi aku tetap
mencoba membeli 1 katalog dulu.
Satu
katalog dan sekarang sedang ada di tangan temanku, sementara seperti biasa di
kantor temanku yang senior menitipkan katalog padaku, aku masih belum bilang
kalau aku sudah member, katalog aku taruh diatas meja, dan teman-teman mulai
berdatangan. “Ven kamu member Oriflame sekarang?” tanya salah seorang temanku.
“iya mba” jawapku polos. Mereka tidak tanya-tanya katalog siapa yang ada di
atas mejaku, mereka lebih asik melihat-lihat produk oriflame sambil
memilih-milih lipstick yang sedang promo. Bermodalkan katalog titipan teman aku
manfaatkan sementara, bukannya jahat atau apa tapi memang butuh katalog saat
itu.
Sampai di
rumah, salah seorang teman kantorku mengirimkan pesan di Whatsapp, ia ingin
pesan produk oriflame, tapi karena aku tidak pegang katalog, aku bingung
menjelaskannya. Untungnya rumah uplineku dekat, lalu aku menghubunginya ingin 4
katalog lagi untuk modal jualanku. Akhirnya ia sigap dan datang ke rumah
mengantarkan katalog, aku lega karena bisa memulai jualanku tanpa mengambil
kesempatan milik orang lain.
Keesokannya
saat yang punya katalog datang ke mejaku, aku langsung bilang padanya kalau aku
sudah menjadi member juga, Sontak terlihat kaget dan bertanya “kapan Ven
joinnya? Sama siapa?” . aku jawap “awal bulan ini mba, sama tetanggaku” . “yaah
kenapa ga sama mba?” tanya dia seperti sedikit kesal. “maaf mba, aku lupa yang
keiingetan malah temanku”. “yawes, ini aku ambil ya katalognya” . “oh iya mba,
aku udah pegang katalog sendiri nih”.
Bukan
bermaksud menyaingi, tapi setiap orang berhak memilih ingin menjalani bisnis
apapun. Jikalau pilihan bisnis kita sama artinya kita bersaing namun secara
sehat. Aku dan teman-teman kantorku yang
totalnya sudah menjadi member oriflamme ada 4 orang, tapi kita tetap berteman
baik tidak saling menggunjing. Malah ada temanku yang bukan member, ia
menggunjingku dari belakang dengan bilang ke salah satu member oriflame yang
statusnya adalah temanku sendiri. “kamu jualan Oriflame juga kaya Venus? Kalau
semuanya jualan siapa yang beli?”
temanku yang member itu menirukan gayanya sambil memberi tahuku tentang
kejadian di belakang aku beberapa hari kemarin.
“ah
sudahlah, anggap aja orang syirik. Aku doain semoga rezeki dia banyak dan jadi
pelangganku” ucapku pada temanku yang member itu. Tidak lama setelah kejadian
itu, aku memang baik-baik aja kepada orang yang pernah membicarakanku dari
belakang itu, kita pun masih main bareng dan cukup dekat, tak lama ia meminjam
katalogku dan pesan 1 set skin care dan make up yang sedang promo. Dalam hatiku
berucap syukur doa baikku terkabul, dia jadi pelangganku dan tetap bisa
memberikan manfaat untukku meskipun sudah mencibirku dari belakang.
Rintangan
demi rintangan mulai berdatangan, tapi dibalik itu ada hikmah yang bisa aku
terima. Pagi-pagi teman lamaku yang pinjam katalog mengabariku bahwa di
kantornya ada 7 orang bapak-bapak pesan parfum. Seperti kejatuhan rezeki
nomplok, pagi-pagi langsung girang banget dapat kabar begitu. 7 parfum lho,
bayangkan jual 1 parfum aja belum tentu orang mampu, ini bisa 7 parfum di
pesan. Parfum kan cukup mahal, aku tidak mampu jika menalangi semuanya, jadi
aku minta uangnya dulu. Tapi temenku bilang bayar DP dulu masing-masing orang,
ada yang cash 2. Sisanya yang bayar DP akan lunasin saat barang datang.
Ya lumayan
membantu, aku cukup mengeluarkan modal yang tidak begitu besar, namun
keuntungan menjual 1 parfum saja bisa Rp 50.000 – Rp 80.000 , karena ini ada
yang pesan 7pcs kalikan dengan Rp 80.000 saja sudah 560.000 keuntunganku, belum
lagi aku baru join dan tupo WP1 jadi hadiahku double. Tupo sudah bisa, lalu aku
tertarik menjadi pebisnis.
Iseng-iseng
tanya ka Vera , caranya menjadi pebisnis bagaimana. Lalu mulai lagi aku di
ajarkan mengenai pohon duit Oriflame, mengenai level-levelnya dengan pencapaian
bonus yang bisa diraih. Untuk bisa naik level harus merekrut. Ini udah hal baru
lagi yang aku tidak mengerti, jualan udah bisa sekarang belajar cara merekrut,
aku masih malu untuk bicara di depan umum. Maka aku diajarkan system prospek
online, dimulai dari orang terdekat dulu, seperti temen, saudara, tetangga.
Dengan pengetahuan minim aku mencobanya, chating berkali-kali di tolak, terus
aku ngeluh sama ka Vera minta diajarkan cara berbicara yang benar kepada
orang-orang.
Akhirnya ia
berikan tips dan trik yang bisa aku tiru, hanya mengganti nama saja. Setelah
calon prospekan merespon, aku suka kebingungan menjawapnya, lalu screenshoot
kirim lagi ke ka Vera minta jawapan yang tepat. Aku selalu begitu di awal-awal
belajar prospek. Sudah tahu triknya, ka Vera mulai melepasku membiarkan mencoba
sendiri, terkadang masih tetap minta bantuan ka Vera tapi tidak banyak hanya
beberapa pertanyaan yang aku masih belum mampu menguasainya.
Tidak hanya
itu, tiap malem aku di bina di telpon di dikte soal level, “mau naik level
berapa kamu Ven?” . “level 6% mba tapi gimana caranya”. Mulai deh kepoin, dan
mulai ditanya “berapa sih poin grup level 6%?” pertanyaan demi pertanyaan di
lontarkan, aku mulai bingung menjawap, bahkan hari ini dikasih tau besok kalau
di tanya lupa lagi. Akhirnya aku tulis di post it dan temple di depan computer
kantorku, supaya inget kalau di tanya lagi. Karena mau naik level kalau ga tau
poin berapa yang harus dikumpulkan sama saja seperti menerka-nerka yang tidak
pasti.
Belajar
dari kesalahan dan tidak ingin mengulangnya, mencoba memperbaiki dan
memantaskan diri jika ingin naik level kira-kira sudah pantaskah aku untuk
memiliki level tersebut, jika aku ingin punya downline keren kira-kira sudah
pantaskah aku untuk memiliki downline keren tapi akunya saja masih
biasa-biasanya saja. Semua pakai ilmu bercermin, itu yang diajarkan ka Vera
padaku, “kalau Venus mau punya downline yang cekatan, yang mandiri, yang cepat
tanggap, yang gak baperan , kalau Venusnya malah sebaliknya gak akan bisa nemu.
Perbakin dulu sikap dan mental, nanti akan ada masanya downline keren dateng
sendiri karna Allah melihat usaha kita, kaya jodoh aja kalau kitanya udah siap
bakalan dipertemukan dengan jodoh kita, meskipun kita udah gonta ganti pacar”
pesan itu aku ingat setiap kali prospek orang, setiap kali rekrut orang baru.
Ilmu-ilmu
yang ia berikan aku simpan, aku tulis dalam buku khusus berisikan semua hal
tentang Oriflame. Karena dia tahu aku sering lupa, makanya dia menyarankanku
untuk tulis di buku harian Oriflame. Ilmu ini akan berulang terus, sama dari
tahun ketahun, dan akan ada saatnya aku jadi upline dan gantian membimbing
downlineku, begitupun seterusnya bisnis ini bisa berkembang dengan alur yang
sudah dirangkai sedemikian apik.
Dalam
hitungan bulan kedua, aku mampu lompat ke level Consultan 9%. Dan poin
pribadiku masih bertahan 200Bp, di bulan ketiga aku mengharapkan bis lompat ke
level Manager 15%. Aku dan ka Vera selalu bekerja berdua, tiap hari intens
cerita mengenai perkembangan jaringanku, bagaimana cara kerja downlineku
masing-masing, apa kendalaku. Kita selalu berdua dan menjalaninya bersama-sama,
dan disetiap kesempatan yang ada jika aku mendapat kendala prospek offline dan
banyak orang, aku selalu minta bantuannya. Ia pun selalu datang menemaniku
prospek offline.
Ilmu
prospek offline yang ia ajarkan lalu aku terapkan bersama downlineku, aku ajak
downlineku minggu pagi ke tempat ramai dan gratis, yaitu car free day. Aku coba
memulai sendiri, sementara membiarkan downlineku melihatnya di sebelahku dengan
handphone di tangan untuk sigap mendokumentasikan kegiatan kami. “haii Bu,
semangat pagi. Boleh minta waktunya sebentar? Lagi santai ya bu? Kenalin aku
Venus dari komunitas anak muka NLC World Oriflame. Oya Ibu pernah dengar
Oriflame sebelumnya?” aku mulai mendatangi salah satu ibu-ibu yang duduk
bersama suaminya. “oya mba, selamat pagi juga. Boleh mba silahkan, iya ini lagi
nunggu anak itu lagi main di taman. Oh Oriflame yaa? Kebetulan dulu sebelum
nikah suka pakai eyelinernya. Ada yang promo ga mba eyelinernya bulan ini?”
jawap si Ibu dengan ramah. “ada bu, aku lagi coba pakai eyeliner yang bentuknya
seperti spidol, ibu mau coba? Saya bawa nih” dan si Ibu tersebut mencobanya
serta langsung memesannya bahkan membayar uang cash. Namun karena saat itu aku
tidak menyetock, maka aku bilang kalau
aku membuka pre order untuk setiap pemesanan barang. Dan ia pun tak
mempermasalahkannya. “bu, aku tidak menyetock barang, karena ibu sudah pesan
dan bayar mohon menunggu ya nanti begitu sudah terkumpul orderannya, akan aku
kirim ke rumah Ibu. Rumah Ibu dimana? Boleh aku minta nomor handphone Ibu untuk
menghubungi nanti?”. “oh iya boleh ini nomor saya 08xxxxxxx rumah saya di PCI”,
‘waaah … sama dong bu, aku juga di PCI. Deket itumah bisa aku antar nanti”.
Setelah aku mencontohkannya, barulah mulai aku
melepaskan mereka satu per satu untuk mendatangi orang di sekitar car free day,
yang dituju ibu-ibu dan para remaja. Berbekal Map Sakti yang aku bawa dan
katalog aku membantu setiap downlineku yang mulai menghampiri ibu-ibu, setelah
downlineku selesai menjelaskan, aku bantu untuk showing katalog dan
mengeluarkan barang display. Beberapa ibu-ibu mulai tertarik dan memesan
produknya. Tak banyak yang menolak pun, tapi kami tetap semangat.
Waktu mulai
menunjukkan pukul 10.00 sudah hampir 3 jam kami berkeliling, sesekali kami
lelah dan bisa tertawa lepas sambil membicarakan rencana minggu depan, jadi
kami tidak hanya fokus jualan ataupun prospek, tapi kita bisa sambil main
bahkan jogging dan kuliner karena sepanjang car free day penuh orang berjualan.
Senangnya hari minggu bisa produktif, karena kalau bangun siang rezekinya
dipatok ayam. Terkadang kalau ingat pepatah itu memang benar juga sih. Karena
kalau saja aku setiap minggu bangun siang, artinya aku tidak ke car free day,
kalo tidak ke car free day artinya aku kehilangan kesempatan mencari pelanggan.
Oriflame
pun mengasah kreatifitasku kembali, selain weekend keliling tempat ramai. Di
hari kerjapun aku sering ceritakan produk ke teman-teman kantorku. Sebelum
menceritakan produknya terlebih dulu aku pakai, supaya bisa jadi real testimoni
meskipun pada awalnya aku selalu jual nama uplineku kalau cerita produk “mba
ini bagus lho, uplineku sudah pernah coba”, tapi begitu aku sudah coba sendiri,
lain lagi ceritanya “mba ini bagus, aku sudah coba sendiri. Aku lagi coba
lipstick warna pink ini, soalnya kulit wajahku agak gelap jadi bagus warna yang
nyala jangan malah nude bakalan pucet mukanya” cerita simple gitu pun akan
menarik pembeli karna kita sudah pernah coba sendiri. Menambah keyakinan pembeli.
Sebelum
Oriflameman, memang teman kantorku tau aku kreatif dan suka menggambar.
Kreatifitasku aku kembangkan di Oriflame. Berbekal internet aku mencari contoh
paket seserahan simple dan murah, aku sempat beli 1 set peralatan mandi karena
mau mengganti isi kamar mandi dengan produk Oriflame. Namun iseng-iseng aku
beli bungkus parcel dan membungkus 1 set peralatan mandi yang terdiri dari 1
geh wash love nature, dodorant love nature, dan body cream love nature semua
rasa watermelon. Setelah aku bungkus, aku taroh di atas meja mushala dan ku
sematkan kertas bertuliskan “NB : contoh seserahan. Hubungi Venus line 113”
Usai shalat
aku dapat telpon dari line kantor, “Venus itu diatas punya mu? Berapa Ven
harganya?”. “oh iya Bu, 1 set itu kisaran Rp 175.000, ibu mau?” . “iya Ven, mau
yang diatas yaa langsung aku bayar aja buat kado soalnya”. Niat hati ingin
jadikan sampel, tidak tahunya ada yang berminat beli, Alhamdulillah aja aku
ucapkan sykur. Karena satu per satu teman kantor mulai kenal aku lewat
Oriflame, padahal kau belum 1 tahun kerja. Karena aku tau orang suka beli
produk yang langsung ada, tanpa PO. Maka aku sengaja kedepannya stiap kali
beli, ku lebihnya 1 atau 2 pcs orderannya supaya kalau ada yang butuh cepat langsung bayar.
Mulailah
perlahan aku mengenal produk-produk Oriflame, aku pun tertarik dengan lipliner warna real red. Aku coba dan ternyata bagus, bikin wajahku
cerah. Terutama orang kantor melihatku wanita paling berani pakai lipstick
warna merah. Image Oriflame mulai terbingkai dengan prosesnya waktu dan usahaku
mengubah penampilan. Sampai aku mulai mencoba diet nutrishake. Sebelumnya
penasaran dengan box di katalog, dengan 3 varian rasa.
Aku mulai
mencobanya saat dapat tester gratis dari ka Sarah, salah satu uplineku juga
selain ka Vera. Dapat tester rasa coklat karena menang challenge rasanya senang
sekali, aku sering dapat hadiah challenge karena aku suka dengan
hadiah-hadiahnya Oriflame, aku bisa jadikan tester gratisan.
Aku dan
beratku 60kg membuat hampir seluruh bajuku tak bercelah, awal masuk kerja
beratku normal dan standar selalu 55kg. Meskipun saat kuliah dulu pernah juga
mencoba diet, tapi selalu mentok di 55kg, atau terkadang menyentuh angka 53kg
sudah kegirangan. Ingin mencoba sampai 45kg rasanya susah luar biasa padahal
anak kosan jarang makan. Tapi begitu masuk kerja 55kg ku bertambah hingga jarum
timbangan berhenti di angka 60kg. menakjubkan dan membuatku malu dengan postur
yang terbilang tidak tinggi ini.
Akhirnya
aku memutuskan berbagai cara diet mulai dari OCD, tidak makan malam, sampai
akhirnya aku mengatur pola makanku sehari sekali. Pagi hanya mengkonsumsi
nutrishke, siang aku isi dengan nasi supaya memiliki stamina dalam bekerja dan
malam hari aku tidak makan nasi hanya minum nutrishake atau buah. Aku bukan
tipe orang yang suka ngemil, jadi beruntungnya aku ketika sudah makan nasi
kenyang dan tidak perlu cari cemilan lagi. Kalopun ngemil paling tidak dalam
jumlah yang sedikit dan tidak sering. Sama halnya dengan makan malam, seminggu
paling tidak 2 kali karena aku sering puasa senin kamis jadilah selepas buka
puasa aku pastikan terisi nasi meskipun tidak banyak.
Selain itu
aku pun menyeimbangi dengan olahraga, karena aku pegawai kantoran dan jadwal
kerjaku no shift, aku memilih olahraga gym dan aku bisa ambil jam malam. Start
aku gym jam 19.00 malam hingga jam 20.30. Kata salah seorang instruktur “mba
olahraga gak perlu lama-lama, 1 jam saja sudah cukup”. Setelah gym, pasti aku
selalu mengakhiri dengan membakar keringat di sauna. Seminggu bisa 2 atau 3
kali aku ngegym, untuk bisa membakar lemak-lemak dalam tubuh. Jadi penyeimbang
dikala diet minum nutrishake dan
olahraga.
Selama
kurun waktu 3 – 4 bulan aku rutin melakukannya, aku menadapati berat badanku
turun bahkan drastis dari semula 60kg menjadi 45kg. sungguh angka penurunan
yang tidak pernah aku alami selama aku melakukan diet. Tapi tidak lama, aku
melakukan check up tumor ku mulai tumbuh seiring berjalannya 7 tahun berlalu
pacsa operasi pertamaku. Pengangangkatan kali kedua penyakit ini membuatku
harus benar-benar jaga kesehatan dan bedrest. Aku libur gym sudah hampir 8
bulan, untuk memulainya kembali membutuhkan niat yang besar. Akhirnya aku
memutuskan untuk tidak gym lagi, hanya saja pola makan tetap dijaga untuk
menstabilkan berat badan yang sudah ideal ini.
Jika timbangan
mulai naik 2 angka menjadi 47kg aku mulai kurangi makan dan hari minggu pagi
aku jogging di area jogging track yang jaraknya lumayan dari rumahku. Alasanku
mengambil tempat lari di jogging track karena bersebelahan dengan car free day.
Aku bukan mengincar jajanannya tapi lebih ke momen “banyak orang” untuk
membantuku mengayuh bisnisku juga. Jadi sambil
mendayung dua tiga pula terlampaui. Di tempat inilah aku selalu merutinkan
aktifitasku setiap minggunya, prospek, jualan hingga joggingpun.
Sendiri atau
bersama teman tidak masalah bagiku, sebab ini bisnisku. Jikalau tidak ada yang
mau menemani artinya temanku belum mau menemani kesuksesanku nanti. Bersusah
payah dahulu sendiri saat ini, jalanin dengan ikhlas maka percaya Allah akan
mengantarkan kepada kita teman yang mau diajak susah dan senang bersama.
Menjemput rezeki sendirian saat ini menjadi kebangganku melatih kemandirian dan
kekuatan mental jika memang yang namanya bisnis ada pasang dan surutnya.